Namaku Sardi, tinggal di kota bekasi ayah dari 3 orang anak, anaku yang sulung saat ini telah berusia 9 tahun dan yang bungsu 7 thn mereka hanya terpaut usia masing-masing satu tahun, usiaku 35 tahun aku dua bersaudara dengan adiku yang bernama Ratih yang saat ini telah berusia 28 tahun, kami di lahirkan dari keluarga yang sederhana, kedua orang tuaku telah meninggal dunia saat aku masih duduk di bangku SMA, sejak saat itu adiku tinggal bersamaku, aku mempunya seorang istri yang lumayan cantik sebut saja Susan yang saat ini berusia 31 tahun.
Aku ingin berbagi kisahku, kejaidanya sekitar 5 tahun yang lalu, kehidupan rumah tanggaku merupakan keluarga yang harmonis, hubungan sex kami tergolong sangat sangat intens, karena masing-masing dari kami memang hyper dalam sex, minimal kami akukan sehari sekali sudah seperti menu wajib sebelum atau sesudah tidur kecuali ada sesuatu hal yang kami tidak dapat melakukanya.
Hingga suatu waktu aku di fonis lumpuh pada kaki oleh dokter setelah aku mengalami tabrak lari, hari2ku kulalui diatas kursi roda, aku di berhentikan oleh perusahaan tempatku bekerja dengan alasan efisiensi karna aku dinilai sudah tidak bisa optimal lagi dlm menjalankan pekerjaan, 3 bulan istriku merawatku, sering aku di mandikan oleh istriku, tapi meski aku lumpuh hasrat sex ku masih sangat tinggi, hanya saja aku mengalami ejakulasi dini.
Dengan kondisi yang lumpuh biasanya aku bersetubuh dengan istriku dalam posisi terlentang, istriku mengambil posisi di atas kadang tengkurap atau duduk di atasku, aku hanya diam dengan senjata yang tegang istriku yang beraksi memaju mundurkanya, aku bisa bertahan hanya kurang dari 30 detik, istriku sering bilang kalau dia belum orgasme dan dia sangat mendambakan itu seprti dulu lagi, makin lama intensitas sex kami smakin berkurang karena ketidak puasan istriku, akupun mencoba memahaminya.
menginjak bulan ke 4 tabunganku menipis, sudah banyak yang ku keluarkan untuk biaya berobat, istriku mulai mencari pekerjaan dan di terima di perusahaan swasta, sedangkan adiku putus kuliah karena tidak ada lagi yang membiayai, adiku pun berusaha mencari pekerjaan tapi belum juga mendapatkan, untuk sementara adiku mengambil alih tugas istriku mengurus aku dan 3 keponakanya, sejak saat itu smua kebutuhan keluarga mutlak di penuhi oleh istriku.
Semakin hari istriku smakin sibuk dengan pekerjaanya tak jarang dia pulang larut malam, pertengkaran- pertengkaran pun mulai mewarnai kehidupan rumah tangga kami, meski hasrat sexku masih tinggi aku sudah tidak melakukanya lagi, aku berusaha meredam hasrat itu meski kadang aku tak bisa tidur sampai pagi.
Pernah suatu ketika saat aku di mandikan oleh adiku aku sedang berhasrat hingga celana pendeku menggelembung karena senjataku yg tegang tapi adiku entah pura2 atau memang tidak menyadari hingga tidak memperdulikan kondisi celanaku, aku memang selalu memakai celana pendek tanpa cd kalau sedang di mandikan, apalagi aku meliht pemandangan di depanku saat itu adiku mengenakan kaos putih hingga saat terkena percikan air menjadi makin transparan hingga terlihat jelas bentuk payudaranya meski masih terbugkus bra, yang makin membuatku bergairah pada saat dia menyabuni kakiku aku melihat jelas di depan mataku dua buah gunung dengan bra warna hitam dari sela kerah kausnya, sesekali adiku tak sengaja menyentuh senjataku hingga membut detak jantungku makin cepat, tapi mengingat dia adik kandungku aku menahan hasrat itu, adiku pernah bilang kalau dia sagat menyayangi aku, apapun akan dia lakukan untuk membahagiakan aku selama dia mampu, dalam hatiku bertanya bagaimana dengan sex..?
Suatu hari adiku bercerita kalau dia melihat istriku di sebuah mall dengan seorang laki-laki, sejak saat itu timbul kecurigaanku dan akupun memerintahkan adiku untuk menyelidikinya, ternyata menurut penyelidikan yang adiku lakukan istriku selingkuh dengan rekan kerjanya, aku sangat marah rasanya sakit sekali hati ini, aku merasa harga diriku di injak2, kemudian terjadilah pertengkaran besar antara aku dan istriku pada suatu malam ketika istriku baru pulang, untunglah semua anak2ku sudahh tertidur, adiku yang melihat pertengkaran itu hanya bisa menangis.
Aku mulai enggan untuk tidur sekamar dengan istriku, terkadang aku tidur di sofa, atau di kamar anak-anak, meski hubungan antara kami sudah kacau tidak pernah sekalipun istriku meminta cerai, dengan kondisi keluarga yg spt itu aku tak berdaya, ingin sekali rasanya untuk menceraikanya tapi dengan kondisiku yg spt ini apa mungkin aku bisa melanjutkan hidupku sedangakan semua kebutuhan keluarga istrikulah yg menanggungnya, aku merasa sangat terpuruk sekali, merasa hidupku sudah tidak berarti lagi, meski dia tau adiku yang menceritakan hubungan gelapnya dia tidak marah dengan adiku, sikapnya tidak berubah tetap seperti tidak terjadi masalah.
Suatu pagi saat aku bangun tidur dengan burungku yg berdiri, aku bingung harus kemana melampiaskan hasratku dengan istriku tidak mungkin mengingat kondisi hubungan kami lagipula dia sudah berangkat bekerja, lalu aku teringat adiku dalam hatiku berkata mungkinkah dia mau melakukanya? akhirnya akupun nekat menyusun rencana, aku menghampiri adiku yang sedang memakaikan baju si bungsu, Ratih..
Baik mas, sebentar lagi si dede sudah mau selesai.
Sebenarnya aku tidak selalu di mandikan hanya terkadang saja kalau aku sedang malas, adiku benar2 sangat menyayangiku, setelah selesai merapikan handuk bekas si bungsu adiku langsung menghampiriku dan mendorong kursi rodaku sampa di kamar mandi, biasanya kalau aku sedang di mandikan kamar mandi tidak pernah di tutup karena aku memang tidak bugil hanya mengenakan celana pendek tanpa cd, tapi pada saat itu aku telah merencanakan sesuatu.
Rat tolong pintunya di tutup!
Baik mas
Tanpa bertanya apa2 Ratih menuruti perintahku, sebelum dia selesai menutup pintu aku kembali bicara.
Sekalian di kunci Rat!
Ratihpun menguncinya.
Saat dia sedang menyabuniku aku memberanikan diri untuk bicara.
Ratih kamu pernah bilang kalau kamu sayang mas, dan kamu mau melakukan apa saja demi membahagiakan mas
Iya mas.. selama Ratih mampu, ratih mau melakukan apa saja asal mas bahagia, Ratih Cuma punya mas di dunia ini, dan selama orang tua kita meninggal dunia maslah yang mngurus aku dan membiayaiku sekolah, makanya Ratih sayang sekali sama mas, Ratih ga mau kehilangan keluarga satu-satunya
tapi kan kamu saat ini sudah putus kuliah
Ratih sangat mngerti keadaan mas, Ratih ga mau jadi beban saat mas susah dan saat keluarga ini sedang di ambang kehancuran
Aku berpikir sejenak, lalu.
Ratih, kamu tau kan selama beberapa bulan ini mas sudah tidak sekamar lagi dengan susan
ya mas ratih tau
Berarti ratih tau kan kalau kebutuhan biologis mas tidak terpenuhi?
tau mas
Tolong ratih bukakan celana mas!
Ratih memandangku sebentar, dan langsung membukakan celanaku.
Posisiku duduk di kursi baso yang sengaja di siapkan utk aku mandi, sehingga adiku agak kesulitan membukakanya, setelah terbuka terlihat burungku yang dari tadi sudah berdiri, adiku tidak berani memandang burungku, dia hanya menunduk.
ratih.. tolong sabuni itu
Sambil aq menunjuk ke arah burungku, dan ratih pun menyabuni tanpa melihat kea rah burungku, sentuhan tanganya membuatku semakin bergairah seperti ada aliran listrik yang yang mengaliri seluruh badanku.
Di kocok dong ratih, mas sudah lama ga merasakan
iya mas
Ratih pun mengocok burungku hingga setengah menit kemudian cairanku keluar membasahi muka adiku, sangat banyak sekali mungkin karena aku sudah lama tidak ml, aku merasakan sensasi yang luar biasa sekali.
maafkan mas Ratih
iya mas ga apa-apa Ratih rela, asal mas senang
Pada sore harinya aku kembali meminta adiku untuk memandikanku, dan seperti yang tadi pagi aku memerintahkan Ratih untuk mngunci kamar mandi dan membukakan celanaku.
Ratih.. kamu mau mengulum punya mas?
mau mas
Dan ratihpun memegang burungku dan memasukanya kedalam mulutnya, mau tidak mau ratih melihat burungku, dengan lembut ratih memainkan burungku dengan lidahnya, tanpa ku duga perlahan ratih terlihat bernapsu, dan akupun makin bergairah.
Buka aja kaos kamu Ratih
Ratih membuka kaosnya dan tanpa kuduga dia pun membuka branya, aku sangat terkejut sekali melihat dua buah dada yang indah milik adiku, akupun langsung menarik tanganya dan melumat kedua buah dada adiku, setelah aku selesai bermain dengan buah dada Ratih melanjutkan mengulum burungku dengan penuh gairah, satu menit kemudian keluarlah spermaku di dalam mulut adiku, aku melihat adiku tidak memuntahkanya.
kamu telan sperma mas ya?
iya mas
memang tidak jijik?
ngga mas, kata orang sperma itu sehat
Kembali aku merasakan sensasinya spermaku di telan oleh adik kandungku, sangat luar basa.
Semakin hari permainan terlarangku dengan adik kandungku semakin meningkat, tanpa ada seorangpun yang tau skandal itu, adiku mulai berani bugil tanpa busana kalau sedang memandikan aku, dan akupun tidak menyia2kanya dengan melumat miss v punya adiku, terlihat sekali begitu bergairahnya adiku melakukanya, dan terlihat sangat menikmatinya, biasanya dia duduk di atas bak mandi dan aku duduk di kursi yang posiisinya lebih rendah dari kamar mandi hingga memudahkan aku untuk mempermainkan miss v milik adiku, akupun tidak mau melewatkan sensasi menelan cairan adiku, sekali lagi sangat luar biasa sensasinya.
Kebiasaan istriku pulang malam masih berlanjut, hingga pada suatu malam aku tidak bisa tidur dan merasa bergairah sekali, anak anak sudah terlelap tidur, aku lihat ratih sedang menonton tivi, akupun berjalan dengan kursi rodaku menghampirinya, ratih menoleh ke arahku dan bertanya.
Kenapa mas, ko belum tidur?
badanku pegel-pegel ratih, kamu mau memijit mas?
Ratih pun menghampiriku dan memijit pundaku
Kita ke kamar kamu saja, mas mau sambil tiduran
Ratihpun mendorong kursi rodaku, menuju kamarnya, setelah aku di baringkan ratih mulai memijitku tanpa sungkan-sungkan ratih memijit seluruh badanku, aku dalam posisi telanjang badan, hanya memakai celana pendek tanpa cd seperti biasanya.
Ratih bukai celana mas dong!
Sepertinya ratih mengerti arah pembicaraanku.
Baik mas, Ratih mau mengunci pintu dulu.
Setelah kembali dari mengunci pintu diapun langsung membuka celanaku dan langsung mempermainkan barangku yang sudah tegang, dengan lembut dia mengulum burungku, tidak lama kemudaian ratih membuka baju, bra, dan celananya, terlihatlah tubuh indah adiku tanpa busana, kami berciuman mesra bagaikan sepasang suami istri posisiku di bawah dan ratih menindihku, setelah itu aku melumat buah dada adiku, desahan demi desahan terlontar dari mulut adiku yang semakin membuatku bergairah, kemudian kami merubah posisi menjadi 69, miss v adiku aku perlakukan dengan lembut menggunakan lidahku sampai saat ku hisap klitorisnya adiku menggelinjang menikamati permainanku, permainan adiku pun tidak kalah hebatnya di kulumnya dalam2 batang kemaluanku hingga mulutnya penuh, tak lama kemudian spermaku keluar dan kembali di telan adiku, sesat kami saling terdiam, tak lama kemudian adiku kembali mengocok kemaluanku meski saat itu masih belum tegang, dengan perlahan adiku berusaha membangunkan kemaluanku, hingga akhirnya kemaluanku berhasil tegang lagi, kami pun memulai permainan ronde kedua, saat kami sedang posisi 69 tiba-tiba adiku bangkit dan duduk di atas kemaluanku dia gesek2an miss v nya dengan mr p ku, rupanya dia sangat bergairah hingga dia berusaha memasukan batang kemaluanku kearah vaginanya, aku terkejut tapi merasakan sensasi yg luar biasa saat ujung kemaluanku baru masuk sedikit ke dalam lubang vaginanya, dia mendesah dan sedikit teriak, mungkin dia merasakan sakit hingga membatalkan untuk memasukanya lebih dalam, aku yang sudah di puncak birahi langsung menarik kembali pinggang adiku menekanya kebawah secara berulang-ulang hingga perlahan lahan masuklah seluruh batang kemaluanku menembus vaginanya, terasa sangat sempit sekali, dengan perlahan adiku menaik turunkan pinggangnya, dalam hatiku berkata
ah.. kenikmatan yang luar biasa kembali aku dapatkan dari adiku tercinta
Adiku terus menggoyangkan bokongnya, terdengar rintihan2 keci keluar dari mulutnya, aku hanya bisa menikmatinya tanpa bisa mengimbangi permainan adiku yang sangat erotis, setelah 2 menit aku merasakan kemaluanku ingin meledak, dan keluarlah spermaku di dalam liang vagina adiku, tapi adiku trus menggoyangkan bokongnya, aku meraskan ngilu pada kemaluanku, rupanya dia belum orgasme dan ketika burungku sudah menciut baru dia mencabutnya, kembali aku merasa bersalah terhadap adiku.
Maafkan masmu Ratih
Ga papa mas Ratih senang ko melakuknya, Ratih senang melihat mas bahagia, tapi mas
Tapi kenapa Ratih?
Tapi.. Ratih belum keluar
Oo. kalu begitu sini mas jilat aja
Ratihpun menyodorkan vaginanya ke mulutku, aku terkejut melihat ada noda darah di vagianya.
Ratih.. kamu masih perawan?
iya mas
ratih belum pernah ml sama pacar ratih?
Belum, lagian ratih sekarang sedang tidak punya pacar, dulu waktu punya pacar ratih jaga betul2 keprawanan Ratih, Ratih cuma mau menyerahkan keprawanan ratih sama orang yang seprti mas, ratih sangat mengidolakan laki2 seperti mas, tapi sejauh ini Ratih belum menemukanya
Akupun melanjutkan melumat vagina adiku meski ada sedikit noda darah aku tidak memperdulikanya, selang beberapa menit kemudan adiku mengejang, dan kurasakan vagina adiku banjir aku segera membersihkanya dengan lidahku, dan menelanya habis.
Kamipun lemas terdiam, adiku masih bugil dan berbaring di sampingku sambil memeluku
mas sejak mas lumpuh Ratih sangat sedih sekali, apalagi melihat dari hari kehari mas tidak ada perubahan, sebenarnya ratih dari dulu mau ngomong cumin takut mas tersinggung
Mau ngomong apa Ratih?
Menurutku mas terlalu malas untuk berlatih berjalan, dan melakukan sesuatu yang bisa melatih kaki mas supaya bisa normal kembali
Entahlah Ratih mas sudah merasa putus asa sekali kalu tidak mengingat kamu dan keponakan2mu
Bangkitlah mas, ma situ masih muda masih bisa melanjutkan hidup normal, Ratih siap membantu untuk melatih mas berjalan atau melakuakan sesuatu yang bisa membuat mas normal
Baiklah Ratih mulai besok mas akan berlatih, tapi kamu bantu mas ya!
Nah gitu dong mas, Ratih siap membantu mas melatih semuanya sampai melatih itunya supaya ga cepet keluar
Ratih menunjuk batang kemalunku yang sedang tertidur, akupun tersenyum sambl mencubit hidungnya, dan Ratih memakaikan bajuku kembali setelah dia juga selesai memakai bajunya, Ratihpun mengantarku ke kamar anak2, sebelum meninggalkanku dia mengecup pipiku.
Hari2pun berlalu dengan telatenya Ratih melatihku berjalan, banyak motifasi2 yang dia lontarkan terhadapku berusaha membangkitkan gairah hidupku, aku merasakan nyaman sekali bila ada di sisi adiku, dia begitu dewasa sangat jauh dari dugaanku yang selalu mengnggap dia adalah si kecil yang lucu dan manja, hubungan ranjangpun terus berlanjut, Ratih memutuskan untuk suntik KB supaya tidak hamil, dia sudah bagaikan istriku, saat anak2 libur sekolah dia mengajaku jalan ke Mall bersama anak2ku, istriku tidak mencurigainya dia beranggapan itu hanyalah hubungan biasa antara kakak dan adiknya.
Menginjak tahun ke 3 kondisiku mula pulih aku sudah bisa berjalan dengan tongkat, permainan sexku pun perlahan pulih hampir bisa seperti semula, sementara komunikasiku dengan istriku hanya lewat adiku, istriku kalau mau menyampaikan sesuatu lewat adiku. lalu aku memutuskan untuk buka usaha dengan membuka toko kecil di depan rumahku dengan bantuan adiku, semua modal dari istriku adikulah yang menyampaikan rencana kami untuk membuka toko, istrikupun menyanggupinya.
Setelah usaha kami berjalan satu setengahtahun toko kami mengalami kemajuan hingga toko kami di perbesar, dan akupun sudah bisa berjalan normal meski terkadang masih terasa ada yang sakit di kakiku, adiku bercerita kalu dia sudah punya pacar dan akan segera menikah, pacarnya adalah teman masa sma dulu yang memang sudah lama naksir adiku, tapi adiku selalu menolaknya karena pemuda ituterlihat cupu, tapi setelah sekian lama tidak bertemu ternyata pemuda itu telah berubah menjadi lebih macho dan sudah menjadi sarjana, dia telah bekerja di sebuah perusahaan oil&gas swasta dengan posisi yang lumayan, aku bahagia akhirnya adiku telah menemukan jodohnya, dua bulan kemudian adiku menikah, akulah yang menjadi walinya, dan dia tinggal dengan suaminya masih di kota ini juga, sempat adiku mengatakan kalau aku tidak usah khawatir tentang hubungan ranjang kami karena suaminya sering bertugas keluar kota, adiku masih mau melayaniku kalau ada kesempatan, hubunganku dengan istriku berangsur membaik hanya sebatas berbicara mengingat banyaknya kesibukan menjelang pernikahan adiku mau tidak mau aku berkomunikasi dengan istriku, tapi kami tetap pisah ranjang.
Empat bulan yang lalu istriku di pecat dari perusahaan tempatnya bekerja, alasanya dia tidak mau menceritakanya, hingga datang sahabatnya yang bernama Erni menemuiku aku sudah mengenalnya sejak kami pacaran, dia menceritakan kalau istriku di pecat karena terkena HIV, dia tertular dari pelangganya, sebenarnya selama ini dia bekerja cuma sebagai pegawai rendahan mengingat istriku memang cuma lulusan SMA, karna gajinya tidak dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga maka dia merangkap profesi sebagai wanita panggilan, Erni mengatakan kalau istriku sangat menyayangi keluargaku termasuk menyayangiku, tapi apa mau di kata mengingat aku tidak bisa melakukan apa-apa dia tidak tega untuk memaksaku mencari nafkah, istriku rela mengorbankan dirinya menjadi pelacur untk memenuhi semua kebutuhan rumah tangga dan biaya sekolah anak2, mengapa istriku tidak pernah memintaku mencerainya, karena dia mau selamanya keluarga ini utuh tanpa kekurangan seorangpun, dia tidak mau anak2nya mempunyai ayah tiri atau ibu tiri, dia ingin keluarga ini tetap bersatu, meski awalnya mengalami kekacauan di keluarga ini tapi dia berharap suatu saat bila semua uang sudah terkumpul dia akan berhenti menjadi wanita panggilan dan kembali kepadaku dengan harapan aku mau memaafkanya, mengenai laki2 yang di pergoki adiku dia adalah rekan kerja yang sekaligus sebagai perantara untuk mencari pelanggan2 untuk istrku, sama sekali istriku tidak mencintainya, sebenarnya Erni sudah mengetahui semuanya sejak istriku menjalani profesinya, istriku sering curhat kepada Erni sambil menangis, setelah istriku di vonis HIV dan di pecat dari perusahaanya, barulah istriku meminta tolong Erni untuk menceritakanya, karena dia tidak berani untuk bicarakan masalah ini kepadaku secara langsung, aku sangat terkejut dan shock mendengar semua yang sudah di ceritakan Erni kepadaku.
Nah sekarang Mas terserah mau berbuat apa, Susan sudah pasrah dia mau menerima konsekuensi apapun atasperbuatan dan kondisinya yang sekarang
Dan tak lama kemudian istriku muncul, dia hanya berdiri dengan mata berkaca2, aku terdiam memandangnya, dia menghampiriku dan memeluku sambil menangis sejadi2nya dan memohon maaf, aku tetap berdiri terdiam, aku bingung apa yang harus aku lakukan, haruskah aku memaafkanya, sedangkan mengingat dia pernah menjalani profesi pelacur saja aku jijik mendengarnya, tapi dia melakukan itu demi keluarga ini, demi aku, ah aku sangat bingung, ahirnya aku pun memeluknya dengan dingin, dengan masih perasaan bercampur aku memaafkanya.
Baik mah.. aku memaafkanmu
Itulah kisahku sampai saat ini aku masih bingung apa yg harus aku lakukan, meski kelurga kami sudah kembali normal tapi dalam urusan sex aku masih menghindari bersetubuh dengan istriku meski tersedia kondompun aku tetap tidak mau melakukanya di samping rasanya yang kurang enak juga aku masih terbayang sudah berapa laki2 yang telah menyetubuhinya rasanya jijik sekali, kadang kalau menjelang tidur istriku sering menangis sendiri mungkin dia sedang menyesali perbuatanya, aku sering termenung haruskah aku membiarkan istriku saat sedang membutuhkan kehangatan, sedangkan adiku yang seharusnya aku lindungi malah aku setubuhi sampai sekarang.